Rantauprapat, Aula Dr.H.Amarullah,S.E.,MBA 13-14 Oktober 2025 – Gemerlap warna budaya Melayu memenuhi halaman kampus Universitas Labuhanbatu selama dua hari pelaksanaan Festival Tari Melayu Tingkat SLTA se-Labuhanbatu Raya Piala Rektor ke-1.
Sebanyak 52 tim dari 32 sekolah menampilkan ragam gerak dan irama yang menggambarkan kekayaan budaya Melayu di bawah tema besar “Takkan Melayu Hilang di Bumi.”
Kegiatan ini menjadi bukti nyata kepedulian dunia akademik terhadap pelestarian budaya lokal sekaligus wadah ekspresi bagi generasi muda Labuhanbatu Raya.
Dengan mengusung tema “Takkan Melayu Hilang di Bumi”, Universitas Labuhanbatu sukses menyelenggarakan Festival Tari Melayu Tingkat SLTA Se-Kabupaten Labuhanbatu Raya Piala Rektor ke-1. Kegiatan berlangsung selama dua hari penuh dan diikuti oleh 40 tim dari 40 sekolah se-Labuhanbatu Raya. Festival ini menjadi wujud nyata komitmen Universitas Labuhanbatu dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya Melayu yang menjadi jati diri masyarakat Labuhanbatu.
Acara dibuka secara resmi dengan semarak penampilan tarian pembuka khas Melayu dan sambutan dari para tamu kehormatan. Selama dua hari, para peserta menampilkan kreativitas dan keanggunan gerak tari dengan nuansa Melayu yang kental, memadukan unsur tradisi dan modernitas dalam harmoni yang indah.
Puncak kegiatan dilaksanakan pada hari kedua dengan penutupan sekaligus penyerahan hadiah kepada para juara. Acara penutupan turut dimeriahkan oleh penampilan Tari Serampang 12 yang dibawakan secara kolosal oleh seluruh peserta dan juri, menambah keindahan dan makna kebersamaan dalam pelestarian budaya Melayu.
Selain itu, suasana penutupan semakin hangat dengan penampilan Bordah serta penyajian berbagai makanan khas Melayu seperti roti jala, pongat jelok, maman, rasidah, puding raja, dan bingka. Sajian kuliner ini tidak hanya menggugah selera, tetapi juga memperkenalkan kekayaan tradisi kuliner Melayu kepada generasi muda.
Turut hadir dalam acara penutupan Wakil Bupati Labuhanbatu, Bapak H. Jamri, S.T., yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi kepada Universitas Labuhanbatu atas inisiatifnya dalam menyelenggarakan kegiatan bernilai budaya ini.
“Sebuah kegiatan yang tidak hanya bernilai seni, namun juga menjadi bentuk nyata dari pelestarian budaya Melayu yang kita cintai bersama,” ujar beliau.
Sementara itu, Rektor Universitas Labuhanbatu, Assoc. Prof. Ade Parlaungan Nasution, Ph.D., dalam sambutannya menegaskan pentingnya menjaga dan menghidupkan kembali budaya asli Labuhanbatu.
“Budaya Melayu adalah identitas yang melekat pada masyarakat kita. Melalui kegiatan ini, kita ingin menanamkan kebanggaan dan kesadaran kepada generasi muda agar terus melestarikan warisan luhur ini,” ungkap beliau.
![]()
Acara penutupan juga dihadiri oleh Polres Labuhanbatu yang diwakilkan oleh AKP Sunaryo, Dandim yang diwakilkan oleh Danramil 08 Kapten Infanteri Jedakami Sembiring, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata, Rektor STITA Al-Bukhari Dr. Jupri Aman, serta mitra kerja Universitas Labuhanbatu, yaitu Pegadaian dan Bank BRI.
Setelah melalui proses penjurian yang ketat, para pemenang diumumkan sebagai berikut:
🏆 Juara 1 (NPP 17): SMA Negeri 1 Kualuh Hulu, Kab. Labuhanbatu Utara
🥈 Juara 2 (NPP 47): SMA Negeri 1 Panai Hulu, Kab. Labuhanbatu
🥉 Juara 3 (NPP 12): SMK Negeri 1 Rantau Utara, Kab. Labuhanbatu
🎖️ Harapan I (NPP 32): MAN 2 Labuhanbatu Utara
🎖️ Harapan II (NPP 08): MAN Labuhanbatu, Kab. Labuhanbatu
🎖️ Harapan III (NPP 20): SMA Negeri 2 Rantau Utara, Kab. Labuhanbatu
Setiap juara memperoleh piala, sertifikat, dan uang tunai jutaan rupiah, sementara Juara 1 mendapatkan beasiswa penuh untuk berkuliah di Universitas Labuhanbatu sebagai bentuk penghargaan khusus dari Rektor. Selain itu, seluruh peserta juga menerima souvenir menarik dari Universitas Labuhanbatu sebagai kenang-kenangan atas partisipasi dan semangat mereka.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa dunia akademik dan budaya dapat berjalan selaras, memperkuat identitas daerah sekaligus menumbuhkan semangat kreatif di kalangan generasi muda. Melalui festival ini, Universitas Labuhanbatu menunjukkan perannya tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai pusat pelestarian nilai-nilai budaya Melayu.
Festival ini bukan hanya sekadar perlombaan, melainkan wujud sinergi antara pendidikan dan kebudayaan.
Labuhanbatu, yang dikenal dengan falsafah “Basimpul Kuat Babontuk Elok,” memiliki kekayaan adat dan budaya Melayu yang begitu kuat. Melalui kegiatan ini, nilai-nilai luhur tersebut dihidupkan kembali di tengah generasi muda agar tetap lestari di era modern.
Universitas Labuhanbatu berperan sebagai pelopor yang menjembatani ilmu pengetahuan dan budaya—menjadikan kampus sebagai pusat pelestarian budaya lokal sekaligus wahana pengembangan karakter mahasiswa.
Menutup kegiatan, seluruh hadirin sepakat bahwa semangat Melayu akan terus hidup dan berakar kuat di tanah Labuhanbatu — sesuai dengan semangat besar kegiatan ini:
“Takkan Melayu Hilang di Bumi.”