Rektor Universitas Labuhanbatu sebagai Narasumber Dalam Acara Bedah Buku “Homo Deus” Di Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan


Kotapinang, Labuhanbatu Selatan (19/02/20). Seiring Homo Sapiens menjadi Homo Deus, muncul pertanyaan fundamental: ke mana kita pergi dari sini? Takdir baru apa yang kita jalani?. Yuval Noah Harari menelaah kemungkinan-kemungkinan bagaimana ke masa depan dan mengeksplorasi bagaimana kekuatan global bergeser. kekuatan utama evolusi—seleksi alam—digantikan oleh teknologi baru tingkat dewa, seperti kecerdasan buatan dan rekayasa genetika. Inilah era Homo Deus.

Terkait dengan apa yang harari tulis dengan bukunya Homo Deus (Masa Depan Umat Manusia) dalam era kekinian memunculkan banyak perbincangan baik yang pro dan kontra, dari sisi obyektif dan subyektif. HMI Komisariat ULB Labusel Cabang Labuhanbatu Raya dalam agenda Dialog Publiknya “Homo Deus (Masa Depan Umat Manusia) di KBC Labusel membedah bersama Narasumber Ade Parlaungan Nasution (Rektor ULB) Irwansyah Hrp, Sahrul Tanjung, Balyan Nasution (Presidium KAHMI Labusel), Fery Syahputra Simatupang(Ketua KNPI Labusel) beserta tokoh-tokoh pemuda milenial sekaligus Alumni HMI yang berhadir yaitu Andi Syahputra Nst (Ketua Karang Taruna Labusel), Irpan Ripai Nst (Dir. Labusel Green Community), dan berhadir Forkab Labusel, Sapma PP Labusel, Dan Gemasaba Labusel. Dialog publik tersebut adalah pertama kalinya ada di Labuhanbatu Selatan dalam konteks intelektual, dan yang membuat menarik adalah HMI Komisariat Y-ULB Labusel ditengah Momentum politik daerah masih saja mengedepankan program intelektual dari pada ikut dalam arus momentum politik daerah.

(Ket. Photo: Ade Parlaungan Nasution (Rektor Universitas Labuhan Batu) sedang berargumentasi selaku narasumber).

Ade Parlaungan Nasution (Rektor Universitas Labuhanbatu) sebagai Narasumber mengatakan “Harari lewat bukunya homo deus adalah dalam perspektif kemungkinan-kemungkinan, memandang masa depan umat manusia kedepan adalah dalam perspektif semest dan perkembangan budaya teknologi kedepan akan membawakan kita pada eksistensi dan implementasi manusia masa depan” selain itu beliau juga menambahkan bahwa “Harari mengatakan bahwa masa depan manusia bagaimanapun kedepan tetap mempunyai fungsi dari tuhan/agama bagi kehidupan yaitu etika” dan beliau menambahkan kembali “kita sebagai agamais harus tetap ikut dalam perihal peradaban kedepan sebagai counter intelektual yang dapat meluruskan keberbagai stekholder sehingga tidak sebegitu terseret dalam teks-teks yang harari yang terbentur dengan kaum agamais”. Berbeda hal dengan “agnostik” sanggah beliau yang menerima adanya tuhan namun tidak dengan agama.

Sahrul Tanjung (Presidium KAHMI Labusel) dalam perspektif keagamaan berpendapat kepada hal-hal yang subyektif dan fundamental terhadap penulis, yaitu “Dari hal yang sangat fundamental seperti keyakinan dan kepercayaan kita sudah berbeda dengan harari, namun dari sisilain kita terkadang harus berterima kasih kepada kegelapan karena karena kegelepan kita mengetahui terang” seperti itu beliau menyampaikan pendapatnya dan analoginya.Sehingga harapan beliau pada agenda tersebut dan kader HMI adalah “Kader HMI, bagaimanapun dan apapun refrensinya, harus tetap bersandarkan pada ketauhidan”.

Irwansyah Harahap (Presidium KAHMI Labusel), terkait dengan topik pembeciraan dialog publik adalah berada pada posisi tengah diantara barat dan timur dan memposisikan diri pada barisan pemikiran natsir, agamais dan nasionalis yang artinya berpikir spritual, rasional, dan universal. Tambahnya “Pada konteks kekinian dan kedahuluan, kita jangan menganggap bahwa banyak isi-isi yang ada dalam homodeus dan refrensi barat lainnya adalah hal yang baru, seperti “algoritma” yang sebenarnya adalah “al-khawarizmi” salah satu ilmuwan termasyhur di Islam. Dengan demikian kita bisa meng-counter pemikiran-pemikiran yang dapat mempengaruhi pandangan kita terhadap intelektual Islam”.

Menanggapi dari perbincangan dari narasumber dan pembanding-pembanding tersebut, Irpan Ripai Nasution (Dir. LGC) mengatakan bahwa “artinya dari diskusi tadinya adalah ada hak prerogatif dari Tuhan yang tidak bisa diduplikasi oleh manusia”, dan selanjutnya agar dapat terkawal kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi menurut harari, Irpan mengatakan “kita harus menjadi counter dalam hal ini, untuk mengikuti dan selanjutnya menyampaikan kebenaran”.

Ketua Karang Taruna Labuhanbatu Selatan, Andi Sahputra Nst, menanggapi juga terkait topik dialog publik bahwa “dalam Islam, budaya literasi harus terus digenjot, dulu pada waktu saya berproses di HMI, ada agenda diskusi di DPR (Dibawah Pohon Rindang), yang mana nantinya akan membawa cikal-bakal intelektual untuk mengcounter pemikiran-pemikiran ke arah yang positif”.

Berhadir dan menanggapi juga Dahniyal Fahmi (Alumni HMI), “Kader HMI mempunyai 3 dimensi: pertama intelektual, kedua jaringan, dan ketiga ke-Islaman, artinya kita harus siap pada awalnya menjadi insan yang intelektual agar dapat menempuh dua dimensi lagi, dan bisa saja keintelektualan kita pada saat ini dicoba propaganda penguasa dunia dalam hal hegemoni ummat agamais” pendapat beliau.

Di tengah-tengah diskusi, terakhir ditutup oleh Muhammad Lubis (Instruktur HMI Nasional) yang mengatakan bahwa “Yang mempertemukan ragam kerangka berpikir manusia adalah nilai² universal. Tentunya, bagi aktifis muslim bahwa nilai² universal itu disarikan dari Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas. Nah, inilah yang menjadi identitas kaum intelektual muslim dan muslim intelektual sehingga terbuka (inklusif) dalam membedah ragam literasi, tanpa terkecuali tafsir futuristik masa depan manusia ala Harari…”

(Ket. Photo: Habiburrohman (Ketua Umum HMI Komisariat Y-ULB Labusel) sedang memberikan kata sambutan dan pendapatnya)

Dialog publik yang dimoderatori Tommy Gunawan (Ketum BPL HMI Cabang Labuhanbatu Raya) dimulai pada pukul 21.30 WIB S/d Selesai. Menanggapi dari argumentasi-argumentasi terkait Homo Deus (Masa Depan Ummat Manusia), Habiburrohman (Ketum HMI Komisariat Y-ULB Labusel) dalam sambutannya mengatakan “mahasiswa Islam harus menjadi intelektual organik sebagai counter hegemoni atas asupan-asupan intelektual yang masuk ditengah kehidupan bermasyarakat, bukan selanjutnya apatis dalam berliterasi melihat sumber buku-buku yang dianggap kiri dan lain sebagainya” beliau juga menambahkan “Kegiatan Dialog Publik ini adalah kegiatan pemantik kawan-kawan mahasiswa dan pemuda Labuhanbatu Selatan untuk konsisten membudayakan literasi dan berdiskusi kedepan”.